Perintah Membaca, Berpikir dan Menulis dalam
Al-Quran
Oleh : Eka Nurul Agusta
(B.1310455)
Teknologi Pangan dan
Gizi - Fakultas Ilmu Pangan Halal
Universitas Djuanda
Allah SWT. Telah
menurunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup seluruh manusia dengan berita,
aturan-aturan juga pesan-pesan yang sempurna dan mecakup seluruh aspek
kehidupan di dunia untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Allah tidak
mungkin menurunkan sesuatu tanpa ada suatu pesan berarti di dalamnya, begitupun
dengan Al-Quran.
Ayat dari
Al-Quran yang pertama kali diwahyu kan kepada Rasulullah SAW. adalah sebagai
berikut :
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang Menciptakan,” (1) “Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah.” (2) “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,”
(3) “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena),” (4) “Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (5)
(QS. Al-Alaq: 1—5)
Jika kita kaji lebih lanjut tentang
ayat tersebut, betapa Allah menurunkan ayat tentang perintah membaca sebagai
wahyu pertama itu menandakan pentingnya membaca sebagai landasan keilmuan bagi
manusia. Saking pentingnya perintah membaca ini, malaikat Jibril mengulang ayat
tersebut, Iqra, “Bacalah”
sampai tiga kali kepada Rasulullah sebagai penegasan. Padahal kondisi
masyarakat saat itu sangat jauh dari budaya membaca dan menulis.
Padahal apapun yang berhubungan
dengan keilmuan, kita ketahui bahwa semuanya tidak akan ada tanpa proses
penalaran dan penelitian. Penalaran dan penelitian pun tidak akan berjalan
tanpa proses membaca dan menulis. Penalaran dan perintah berpikir juga
termaktub dalam Al-Quran dengan ayat-ayat yang menisyaratkan hal tersebut,
seperti pemakaian kata ulul albab
“orang-orang yang berakal (berpikir)” dalam surat Ali-Imran ayat 7
“......... Dan tidak dapat mengambil
pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal (berpikir)”
Adapun ayat lain yang
mengisyaratkan kita untuk berpikir antara lain:
“......., Hanyalah orang-orang yang berakal
(berpikir) saja yang dapat mengambil pelajaran”
(Q.S. Ar-Ra’d : 19)
“(Al-Quran ini adalah penjelasan yang sempurna bagi
manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka
mengetahui bahwasannya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa agar orang-orang yang
berakal (berpikir) mengambil pelajaran”
(Q.S. Ibrahim : 52)
Hal-hal
yang patut kita baca dan pikirkan tidak sebatas tulisan-tulisan saja, tetapi
juga hikmah-hikmah dari berbagai kejadian, fenomena alam dan lain sebagainya
yang banyak termaktub dalam ayat-ayat Al-Quran mengenai penciptaan alam semesta
dan manusia beserta sistem yang berjalan atas seluruh ciptaan-Nya tersebut
karena kita tahu perintah membaca dalam
Al-Quran surat Al-Alaq ayat kesatu tersebut konteksnya tidak hanya berati
membaca tulisan, tetapi membaca juga fenomena alam dan kejadian-kejadian yang
terjadi.
Setelah proses membaca dan
penalaran atau berpikir tersebut, Allat SWT. memerintahkan manusia untuk
menulis. Isyarat mengenai menulis ini diungkapkan dalam surat Al-Alaq ayat
ketiga yang berbunyi “Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
qalam (pena),”. Bahkan Allah SWT., bersumpah “Nun, demi Qalam (pena) dan
apa yang mereka tulis” dalam surat Al-Qalam ayat kesatu. Hal ini juga
mengisyaratkan pentingnya kegiatan menulis.
Kata
qalam dalam dalam surat Al-Alaq ayat
ketiga tersebut banyak ditafsirkan sebagai lauhul
mahfudz, yaitu kitab yang di dalamnya telah tertulis semua hal yang ada di
alam semesta ini. Bahkan Allah telah mencontohkan dengan memerintahkan
malaikat-malaikatnya untuk mencatat dan membukukan seluruh amal perbuatan manusia. Maka dari
itu, kita sebagai manusia dan ciptaan-Nya tentu juga harus memiliki catatan
untuk menyimpan apa-apa yang telah kita “baca” dan “pikirkan”, baik itu dalam
bentuk tulisan di buku, data dalam komputer, atau lainnya.
Maka, pantaslah
“membaca”, “berpikir” dan “menulis” diperintahkan Allah untuk menjadi hal yang
harus dilakukan manusia ketika hendak mendalami hal-hal yang berhubungan dengan
keilmuan. Karena pada hakikatnya, Allah-lah yang mengajarkan semua pengetahuan
kepada manusia. Ini seperti yang sampaikan-Nya dipenghujung ayat terakhir wahyu
pertama yang diturunkan. “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq : 5).